Sabtu, 06 September 2008

M*****ia Truly Asia

Gua dah cukup muak dengan segala macem pencurian, berbagai macem pengakuan atas hak intelektual, pengakuan atas beberapa pulau, yang dilakuin sama negara tetangga deket kita yang diakuin negara sahabat sama negara kita tercinta

Gua dah muak dengan kasus lagu rasa sayange, kasus angklung, kasus batik, sampe kasus Reog Ponorogo
Yang paling bikin eneg adalah Reog Ponorogo yang diaku akuin sebagai milik mereka, padahal udah jelas dari namanya "REOG PONOROGO", emang di negara mereka ada daerah namanya PONOROGO ya? Tell me if it's true

Yaudahlah, itu udah lalu, yg mau gua omongin bukan tentang itu juga kok

Barusan gua nonton berita, katanya negara itu ngebatesin Stasiun2 radio disana untuk muterin lagu2 asing, termasuk lagu2 Indonesia, yang banyak digandrungi orang2 sana, sehingga perbandingan lagu dari musisi lokal dengan musisi luar jadi 90 : 10
And u know what the reason is?

The reason is mereka takut musisi2 lokal mereka kalah saing sama musisi2 asing,

What?
That was the most looser reason i've ever heard

Alesan kaya' gtu sama aja mereka ngakuin secara ga langsung kalo musisi2 mereka tuh kalah kualitas sama musisi2 asing, sampe masyarakat negara itu lebih suka ngedengerin musisi asing dibanding musisi lokalnya, gosh, L to the O to the O to the S to the E to the R
LOOSER!
Contohlah musisi negara tercinta ini, Indonesia, yaah, meskipun ada satu atau dua yang kurang berkualitas, tapi jumlah musisi2 berkualitas dan berbakat di Indonesia jauh lebih banyak dan bisa ngangkat kualitas industri musik di Indonesia secara keseluruhan

Jadi inget slogan mereka, "Truly Asia", yang artinya "Asia yang sebenarnya"
Kalo gtu, berarti Asia tuh benua yg isinya pencuri, maling, dan looser dong?
Wah, kalo kaya' gtu, sebagai salah satu penghuni benua Asia, ga trima gua kalo kaya' gtu, saran gua sih ya, mending diganti aja slogannya, jangan Truly Asia deh, mending 'The Dark Side of Asia', nah, lebih cocok kan?

Tidak ada komentar: